NEW YORK - Para pakar astronomi telah berhasil
mendeteksi bintang pertama yang bersinar di alam semesta setelah
fenomena Big Bang terdeteksi sebelumnya.
Seperti dilansir dari
AFP,
Rabu (7/3/2018), sinyal itu terdeteksi setelah penelitian selama satu
dekade oleh University of Arizona. Ini dianggap sebagai penemuan
terbesar sejak para astronom menemukan gelombang gravitasi Nobel pada
2015.
Kepala penelitian, Judd Bowman mengatakan, temuan tersebut
perlu diverifikasi oleh penelitian lain. Dikatakannya, kelompok ahli
berharap penemuan itu akan semakin mengungkapkan lebih banyak misteri
tentang alam semesta.
Efek dari bintang atau kosmos telah ada
sejak 13,8 miliar tahun yang lalu. Atau 180 juta tahun setelah fenomena
Big Bang terdeteksi menggunakan spektrometer radio sebagai meja makan di
gurun Australia.
Data awal tentang keberadaan alam semesta
menunjukkan pendingin ruangan ganda dari yang diperkirakan pada -270
derajat Celsius. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan suhu dingin
alam semesta terhadap materi gelap.
Bowman mengatakan, materi
gelap berkontribusi 85% terhadap semua materi yang tercipta di alam
semesta. Data yang diperoleh dari satelit Planck pada 2013 juga
menunjukkan materi yang bisa disentuh dan dilihat di ruang jagad hanya
4,9%.
Sedangkan materi gelap 26,8% dan sisanya adalah energi
gelap yang diukur sekitar 68,3%. Materi gelap tidak dapat dilihat
melalui teleskop dan diukur dengan daya tarik gravitasi benda lain di
alam semesta.
Namun keberadaan materi gelap tidak bisa dijelaskan oleh model fisika biasa untuk mengukur partikel di alam semesta.
Sumber : Sindonews.com
0 Comments